Tentang RetailSoft

RetailSoft Platinum merupakan software terbaik untuk bisnis RETAIL maupun perdagangan umum. Software ini dirancang untuk meningkatkan kinerja dan memberikan kontrol yang maksimal terhadap bisnis anda.

Software ini sangat sesuai bagi anda yang bergerak dibidang :

  • Minimarket
  • Distributor / Retailer (Pakaian, Handphone, Komputer, dll)
  • Otomotif, Sparepart dan Variasi
  • Bengkel
  • Apotek
  • Restoran / Cafe
  • Dealer Mobil / Motor
  • Toko
  • Dll


Aplikasi Point Of Sales merupakan istilah yang dipergunakan untuk menyebut Aplikasi atau sistem yang mendukung sistem penjualan konter / model penjualan ritel, seperti yang terdapat pada contoh-contoh di atas.

POS (Point Of Sale) merupakan sistem yang mendukung penjualan langsung (direct sales) kepada pelanggan pada sebuah store / lokasi, dimana barang-barang / jasa langsung dijual / disampaikan kepada pelanggan. Aplikasi Point Of Sales merupakan Aplikasi yang berfungsi menggantikan peranan cash register, dengan menambahkan fitur-fitur penting seperti : kemampuan untuk melakukan tracking penjualan berdasarkan pelanggan, barang, lokasi dan lain-lain, mengatur diskon / promosi, manajemen petty cash, manajemen stok yang rapi, memproses credit card, dll.

Dalam kompetisi yang sangat ketat pada lingkungan bisnis saat ini, dibutuhkan usaha yang keras, pengalaman dan pengetahuan yang bersifat superior. Sayangnya, hal di atas tidak akan memberikan hasil yang optimal, jika segala sesuatunya masih dikerjakan secara manual atau semi manual, sehingga dibutuhkan sebuah Aplikasi yang dapat membantu eksistensi perusahaan dalam lingkungan bisnis pada saat ini. RetailSoft Platinum :: Point Of Sales memberikan solusi untuk hal tersebut, dimana Anda dapat dengan cepat memproses penjualan kepada pelanggan, memonitor inventory level, mengontrol pembayaran, tracking terhadap hutang dan masih banyak lagi.

RetailSoft Platinum, menyediakan solusi end-to-end untuk bisnis ritel.



Thursday, May 6, 2010

RetailSoft on the Cloud


Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi berlangsung dengan sangat cepat, hampir tidak ada bidang yang tidak bersentuhan dengan teknologi informasi, dan teknologi informasi telah dipergunakan oleh semua kalangan, baik yang memiliki edukasi tinggi maupun masyarakat pada umumnya. Seiring dengan perkembangan teknologi ini, berkembang pula konsep-konsep dan model bisnis yang dibangun di atas teknologi, salah satu yang akan menjadi trend dimasa mendatang adalah yang dikenal dengan istilah ‘Cloud Computing’.


Cloud Computing atau komputasi berbasis Internet merupakan sebuah paradigma yang memberdayakan fasilitas Internet secara optimal, dimana seluruh proses komputasi dan pengembangannya dilakukan melalui perantara Internet. Dari cloud computing kemudian lahir istilah2 berikut:

  • SaaS (Software as a Services), SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi.
  • PaaS (Platform as a Services), PaaS merupakan layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut.
  • IaaS (Infrastructure as a Services), PaaS merupakan sebuah layanan yang "menyewakan" sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi server, media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya.

Cloud computing memandang penyelesaian suatu proses dari sisi penggunanya, dimana pengguna sama sekali tidak memiliki sumber daya yang dipakai untuk menjalankan aplikasi bisnisnya yang akan memproses data-datanya melalui suatu jaringan besar yang self-regulating (bisa mengatur dirinya sendiri). Pengguna hanya tahu hasil akhirnya saja tanpa tahu detil siapa yang memproses permintaannya, dimana diprosesnya dan dimana datanya tersimpan. Semua detil tersebut tertutup awan. Contoh cloud computing misalnya: Amazon EC2, SalesForce.com, Google App Engine, Yahoo! BOSS dan lain-lain.

Contoh-contoh implementasi Cloud Computing yang sudah sering kita pergunakan antara lain : aplikasi-aplikasi yang dikembangkan oleh google, seperti : Google Docs, dimana kita bisa bekerja dan menyimpan berkas kita tanpa kita harus memiliki dan menginstal aplikasi office atau Picasa Web Album dimana kita menyimpan dan me-manage foto-foto kita dalam sebuah album Online, dan lain-lain.

Keuntungan-keuntungan yang dimiliki oleh Cloud Computing, antara lain :

Bagi Penyedia Layanan :
  • Proses deploy yang cepat
  • Multi-tenant, dimana aplikasi yang dikembangkan bisa dipergunakan oleh banyak pengguna
  • Bisa menjangkau lebih banyak pengguna (pelanggan) dengan cara yang praktis

Bagi Pengguna :
  • Memberi kemudahan bagi ‘start-up company’ untuk memulai usaha, karena salah satu komponen penting yang dibutuhkan (Teknologi Informasi) sudah tersedia dengan biaya yang bisa disesuaikan dengan anggaran yang dimilikinya.
  • Dengan menggunakan jasa yang tersedia, biaya operasional perusahaan dapat ditekan sangat banyak, karena :

  • Perusahaan tidak perlu membeli perangkat keras (Server, dll) untuk aplikasinya setiap periode tertentu (satu tahun, misalnya), karena aplikasi dan data disimpan di Server penyedia jasa.
  • Perusahaan tidak perlu membeli aplikasi dan memperbarui lisensinya.
  • Tidak perlu kuatir dengan pertambahan data karena biaya online storage dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa harus membeli harddisk baru.
  • Biaya sumber daya manusia dapat ditekan, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan TI (misalnya : maintenance aplikasi) telah di-handel oleh pihak penyedia jasa.
  • Pengguna tidak dipusingkan dengan masalah pemeliharaan software, seperti :
  • Backup aplikasi dan data
  • Sistem mengalami gagal koneksi atau koneksi lambat
  • Uprade atau downgrade aplikasi, dan lain-lain.

Semua hal yang terkait dengan pemeliharaan software diserahkan kepada pihak penyedia jasa.

  • Kolaborasi atau kerjasama dapat dilakukan dengan mudah dan praktis, selain itu user dapat bekerja dimana saja tanpa terikat oleh satu komputer pada lokasi tertentu saja.
  • Berdasarkan poin-poin di atas, Perusahaan dapat lebih berorientasi kepada profit.

Kriteria Cloud Computing

Tidak semua aplikasi berbasis Web merupakan Cloud Computing, di bawah ini merupakan kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah sistem sehingga disebut sebagai aplikasi Cloud Computing :

1. On Demand Self Service
Fitur ini harus dimiliki oleh aplikasi Cloud Computing dimana pengguna dapat untuk menentukan sendiri sumber daya yang dibutuhkannya, seperti : network storage, server time dan konfigurasi aplikasi, tanpa harus melalui interaksi dengan technical consultant atau customer service dari pihak penyedia jasa.

2. Ubiquitous network access
Layanan harus selalu tersedia dan dapat diakses melalui jaringan internet dengan kecepatan yang cukup melalui mekanisme standar menggunakan berbagai piranti, seperti : mobile phone / smartphone, laptop maupun PDA.

3. Location independent resource pooling
Penyedia layanan mengelompokkan sumber dayanya untuk memberikan layanan bagi seluruh pengguna menggunakan model multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di mana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan.

4. Rapid elasticity
Penyedia layanan menyediakan Kapasitas komputasi yang bersifat elastis, sehingga dapat dengan cepat merespon kebutuhan pengguna, baik untuk menambah ataupun mengurangi kapasitas sesuai dengan kebutuhannya. Dengan fasilitas ini, pengguna seolah-olah memiliki kapasitas yang tidak terbatas besarnya, dan dapat "dibeli" kapan saja sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

5. Pay per use
Penyedia layanan harus menyediakan sumber daya yang dapat diukur menggunakan sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber daya, misalnya : storage, bandwith, modul aplikasi, dan lain-lain). Sehingga, jumlah sumberdaya yang digunakan oleh pengguna dapat diukur secara transparan dan akan menjadi dasar bagi pengguna untuk membayar biaya penggunaan layanan.

Terdapat beberapa hambatan dalam pengembangan ‘cloud computing’, antara lain :
  • Tergantung kepada Internet, sehingga jika terjadi masalah pada koneksi internet, maka seluruh proses akan macet.
  • Masalah privacy karena pengguna menggunakan / menyewa storage dari penyedia layanan, model bisnis ini akan berkembang seperti bisnis kepercayaan, seperti halnya kita menyimpan uang di bank.
  • Masalah keamanan data


RetailSoft on the Cloud

Seperti sudah diketahui, RetailSoft Platinum merupakan aplikasi bisnis berbasis Web yang dirancang untuk dapat dipergunakan secara online menggunakan teknologi terkini, sehingga aplikasi ini sudah memiliki beberapa kriteria yang dibutuhkan untuk dapat menjadi aplikasi ‘On the Cloud’.

Melalui model ini, pengguna / pelanggan dapat menggunakan Aplikasi RetailSoft dengan cara menyewa, seperti yang telah dijelaskan pada paparan di atas, tentu saja dengan model ini akan memberikan banyak benefit bagi para pengguna.

Untuk itu ikuti terus perkembangan dari RetailSoft Platinum dan jadilah yang pertama ....

Thursday, February 18, 2010

Penggunaan RFID pada bisnis Ritel

“RFID merupakan teknologi revolusioner. Pada saat ini, RFID telah diimplementasikan pada berbagai bidang industri, termasuk pada industri Ritel, terutama pada perusahaan-perusahaan Ritel raksasa, seperti Wal mart, dan pada saat ini RFID mulai diimplement".

RFID merupakan kependekan dari Radio Frequency Identification. Penelitian dan penerapan teknologi ini sudah dilakukan sejak tahun 1940 oleh militer Amerika Serikat dan bahkan dipergunakan untuk membantu dalam perang dunia kedua untuk mendeteksi pesawat yang merupakan teman atau lawan. Implementasi terkini yang menarik perhatian banyak orang adalah yang dilakukan oleh peritel raksasa, yakni Walmart, yang berkomitmen untuk mengganti seluruh scanner barcode dengan RFID, mulai dari penjualan hingga integrasi dengan para vendornya. Teknologi RFID terus berkembang dan akan semakin banyak dipergunakan terutama oleh Retailer menengah dan kecil jika harga teknologi ini menjadi semakin murah.

Bagaimanakah strategi retailer-retailer lokal terhadap perkembangan teknologi ini, kita akan menunggu dan melihat dalam beberapa tahun ke depan.





Apakah RFID ?

RFID menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan informasi atau data antara RFID tag dengan RFID readernya, sehingga tidak diperlukan kontak fisik diantara keduanya untuk dapat berkomunikasi. Hal inilah yang membuat RFID memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknologi yang lain. Pada bisnis Ritel, RFID dipergunakan untuk melakukan tracking dan melakukan pencatatan terhadap seluruh inventori. Sistem RFID memungkinkan komunikasi antara produk-produk yang telah di-tag dengan chip RFID dengan RFID reader dan dengan Server lokal. Cara kerja sistem secara keseluruhan menyerupai dengan penggunaan barcode label dan barcode scanner, tetapi jauh lebih mudah, praktis dan memuaskan, karena petugas tidak perlu melakukan scanning satu-per satu item, karena pada saat pelanggan melewati scanner (RFID reader) seluruh item akan langsung terdeteksi atau dihitung secara bersamaan.





Secara sistem, untuk implementasi RFID dibutuhkan sebuah server lokal, RFID reader dan pre-encoded labels (tags). Server ini akan menyimpan seluruh data yang dibutuhkan dan aplikasi yang dapat membaca data dari tag melalui RFID Reader. RFID Server ini juga terintegrasi dengan Inventory Management System atau POS System. Baik tag maupun RFID Reader dilengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik yang memungkinkan untuk membaca multiple tagged item pada suatu saat. Sensitifitas antena dapat di -set untuk setiap register yang dilayaninya, setiap reader dapat meng-handel transmisi hingga 4 register pada saat bersamaan.



Bagaimana RFID dapat dipergunakan untuk melakukan tracking inventory ?

RFID dapat menjadi barcode generasi berikutnya yang dapat dipergunakan untuk otomatisasi inventory control karena akan memberikan banyak kemudahan dan mengurangi biaya untuk distribusi barang dari pabrik atau vendor ke gudang. Beberapa keunggulan lain RFID dibandingkan dengan barcode, antara lain :



  • Barcode hanya mengidentifikasi tipe objek, tetapi RFID dapat menyimpan identitas yang unik, seperti : seriap number, expired date dan lain-lain. Sehingga informasi dari sebuah item yang menggunakan RFID tag dapat dengan mudah diketahui.
  • RFID tidak memerlukan kontak langsung dan sebuah RFID Reader dapat membaca semua tag RFID yang berada pada daerah jangkauannya. Dengan cara ini maka waktu untuk inventory control dapat dihemat. Contohnya : Pada saat sebuah box yang berisi ratusan item dikirim oleh vendor diterima oleh bagian gudang, maka personal gudang akan memeriksa isi box tersebut dengan menggunakan barcode scanner dan melakukan scanning item satu persatu. Tetapi dengan menggunakan RFID, seluruh item yang dikirim telah di-tag dengan RFID chip, yang dapat dibaca oleh RFID Reader seluruhnya pada saat bersamaan. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada saat Item Transfer antar lokasi / gudang, stock opname dan lain sebagainya.


Bagaimana RFID dipergunakan pada point-of-sale ?


RFID dapat dipergunakan untuk mempermudah dan mempercepat transaksi pada sebuah Retail Store, antara lain untuk :



  • Smart Shelf : Smart Shelf yang berbasis RFID dapat mendeteksi keberadaan setiap item pada sebuah rak. Ketika sebuah item diambil dari rak, maka sistem dapat mendeteksi item yang diambil oleh pelanggan, memberikan tanda dan mencatat item yang diambil, sehingga dapat dilakukan real-time shelf inventory. Selain itu, perilaku pelanggan dapat dicatat dalam database dan dipergunakan untuk strategi marketing.
  • Pada saat pelanggan selesai berbelanja dan akan membayar di kasir (check out), maka RFID Reader secara otomatis mendeteksi seluruh item (merchandise) yang akan dibeli oleh pelanggan, hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan scanning satu per satu item oleh kasir. RFID Reader membaca RFID Chips yang melekat pada setiap item melalui frekuensi radio, kemudian secara virtual melakukan scanning terhadap seluruh item. Kemudian RFID Reader akan mengkomunikasikan dengan Server untuk men-generate penjualan pada register secara otomatis.
  • Sales Return dapat dengan mudah dilakukan, karena sistem secara otomatis memeriksa barang yang dikembalikan , pelanggan dapat membawa atau mengembalikan RFID-tag pada item tanpa struk (store receipt), tag ini kemudian akan me-refer ke database untuk mengetahui waktu pembelian, harga beli saat itu (original price), bahkan informasi kartu kredit, dan lain-lain. Informasi detail tentang Sales Return ini juga akan membantu Store untuk mengupdate status stok dari item yang dikembalikan.


Manfaat RFID untuk pelaporan (reporting)

Dengan menggunakan RFID kualitas dan kecepatan pelaporan (reporting) dapat ditingkatkan, contohnya :

  • Berbagai laporan tentang inventory dapat diketahui secara real-time dari Server Pusat, baik secara OnLine ataupun menggunakan metode sinkronisasi data, Retailer dapat mengakses data pada seluruh lokasi untuk mendapatkan laporan up-to-date mengenai stok barang.
  • Dengan menggunakan RFID, Retailer bisa mengurangi permasalahan ‘kekurangan stok’, yang sering mengakibatkan ‘lost sales’, selain juga bisa mengurangi kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Hal ini dimungkinkan karena status stok dapat dengan mudah di-track untuk mendapatkan data yang akurat tentang suatu produk tertentu pada suatu saat, yang kemudian dihubungkan dengan supply-chain.
  • Teknologi ini juga memungkinkan Retailer untuk menganalisa tingkat utilisasi pada suatu lokasi (Store) dan juga melakukan analisa produk per lokasi, sehingga Retailer bisa menyediakan produk yang bersifat custom kepada pelanggan pada lokasi tertentu.


Kegunaan lain RFID

Kegunaan RFID lainnya pada bisnis Ritel semakin hari semakin meningkat, contohnya :

  • RFID dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat kehilangan barang pada suatu store, karena RFID tags menempel pada setiap item dan setiap item yang dibawa oleh pelanggan dapat di-track apakah sudah dibayar atau belum.
  • RFID juga dapat ditempatkan pada kartu pelangga dan pada saat kartu tersebut di-scan pada saat pembayaran (check out) di konter, monitor POS dapat menawarkan produk-produk tambahan yang belum dibeli, berdasarkan data histori yang tersimpan di database.
  • Wiraniaga dapat menggunakan RFID untuk membantu pelanggan mendapatkan barang sesuai kebutuhannya, misalnya : ukuran, warna, lokasi item di rak atau di gudang dan lain-lain, berdasarkan informasi yang disimpan pada RFID tags menggunakan scanner.

ShareThis