Tentang RetailSoft

RetailSoft Platinum merupakan software terbaik untuk bisnis RETAIL maupun perdagangan umum. Software ini dirancang untuk meningkatkan kinerja dan memberikan kontrol yang maksimal terhadap bisnis anda.

Software ini sangat sesuai bagi anda yang bergerak dibidang :

  • Minimarket
  • Distributor / Retailer (Pakaian, Handphone, Komputer, dll)
  • Otomotif, Sparepart dan Variasi
  • Bengkel
  • Apotek
  • Restoran / Cafe
  • Dealer Mobil / Motor
  • Toko
  • Dll


Aplikasi Point Of Sales merupakan istilah yang dipergunakan untuk menyebut Aplikasi atau sistem yang mendukung sistem penjualan konter / model penjualan ritel, seperti yang terdapat pada contoh-contoh di atas.

POS (Point Of Sale) merupakan sistem yang mendukung penjualan langsung (direct sales) kepada pelanggan pada sebuah store / lokasi, dimana barang-barang / jasa langsung dijual / disampaikan kepada pelanggan. Aplikasi Point Of Sales merupakan Aplikasi yang berfungsi menggantikan peranan cash register, dengan menambahkan fitur-fitur penting seperti : kemampuan untuk melakukan tracking penjualan berdasarkan pelanggan, barang, lokasi dan lain-lain, mengatur diskon / promosi, manajemen petty cash, manajemen stok yang rapi, memproses credit card, dll.

Dalam kompetisi yang sangat ketat pada lingkungan bisnis saat ini, dibutuhkan usaha yang keras, pengalaman dan pengetahuan yang bersifat superior. Sayangnya, hal di atas tidak akan memberikan hasil yang optimal, jika segala sesuatunya masih dikerjakan secara manual atau semi manual, sehingga dibutuhkan sebuah Aplikasi yang dapat membantu eksistensi perusahaan dalam lingkungan bisnis pada saat ini. RetailSoft Platinum :: Point Of Sales memberikan solusi untuk hal tersebut, dimana Anda dapat dengan cepat memproses penjualan kepada pelanggan, memonitor inventory level, mengontrol pembayaran, tracking terhadap hutang dan masih banyak lagi.

RetailSoft Platinum, menyediakan solusi end-to-end untuk bisnis ritel.



Saturday, May 30, 2009

Belajar dari Alex Ferguson untuk me-manaje / membangun Usaha

Setelah mengikuti perkembangan klub sepak bola Manchester United setelah ditangani oleh Alex Ferguson, saya tertarik untuk membuat tulisan yang berkaitan dengan tokoh yang saya kagumi tersebut. Pagi ini, saat tulisan ini dibuat, Manchester United sedang berusaha untuk mendapat gelar terbaik Eropa untuk ketiga kalinya melawan klub asal Spanyol, Barcelona. Halaman depan koran Kompas menyebutkan bahwa Alex Ferguson, adalah satu-satunya pelatih sepakbola di Liga Primer yang disebut oleh Pers Inggris, sebagai ‘Manager’.
Sederet pencapaian / prestasi yang telah dicapainya bersama Manchester United membuat saya berpikir : “Apa yang bisa dipelari dari tokoh legendaris ini dan dapat diimplementasikan di dalam bidang usaha “. Dan setelah belajar dari beberapa sumber, dapat disimpulkan ada beberapa poin penting dari keberhasilannya yang dapat kita terapkan dalam me-manaje usaha, antara lain :
1. Tidak ada pencapaian yang bersifat instan
Butuh waktu yang cukup panjang bagi seorang Alex Ferguson untuk mendapatkan gelar pertamanya di Liga Inggris diawal karirnya sebagai seorang pelatih. Nilai yang dapat diambil adalah pada saat memulai usaha barangkali kita tidak dihadapkan pada jalan tol, tetapi jalan terjal berliku yang harus dilalui untuk dapat berhasil, tetaplah sabar (patience) dan terus berjuang dengan gigih (persistence) untuk mendapatkan keberhasilan dikemudian hari.
2. Disiplin dan Tegas
Sebagai seorang manajer dan pelatih, Alex Ferguson, dikenal sangat disiplin dan tegas, bahkan terhadap pemain bintang sekaligus, David Beckham dan Nistelrooy merupakan sedikit contoh dari sikap tegasnya. Setiap pemain harus memiliki semangat dan tekad yang sama, tidak ada yang merasa lebih dan diperlakukan istimewa, setiap pelanggaran akan mendapat hukuman. Hal ini diperlukan untuk membangun sebuah tim yang solid dan utuh. Banyak klub bertabur bintang yang gagal meramunya menjadi kekuatan dahsyat, karena banyak bintang yang ‘egois’, bermain untuk dirinya sendiri, sehingga kekuatan tim menjadi tidak konsisten, sering menang tetapi juga sering kalah. Sebagai seorang pemimpin / manajer, Alex Ferguson, dapat menginspirasi kita, bagaimana kita mengelola sumber daya yang ada dengan melihat berbagai potensi yang ada, sehingga dapat merubah dari yang sebelumnya tidak ada apa-apanya menjadi pemain yang hebat, dan dari pemain hebat menjadi pemain yang benar-benar hebat.
3. Perencanaan dan strategi yang jitu
Banyak pemain muda yang dibesarkan oleh Alex Ferguson, pemain-pemain ini direkrut sejak usia belasan tahun untuk dididik atau dititipkan pada klub lain setelah mengikat kontrak dengan Manchester United. Perencanaan yang matang dan sangat teliti, mengakibatkan MU tidak pernah kekurangan stok pemain, bahkan banyak muncul pemain terkenal hasil dari sentuhannya. Dengan banyaknya pemain berbakat yang dimiliki, Alex Ferguson, tidak kesulitan di dalam menerapkan strateginya pada saat melakukan pertandingan.


4. Passion
Sudah terbukti bahwa ‘usia’ bukanlah menjadi batasan / hambatan untuk terus berkarya, Alex Ferguson telah menginjak usia 67 tahun dan belum ingin pensiun. Bahkan ingin terus berprestasi lebih tinggi, minum obat apakah, pria tua ini, sehingga ambisi dan semangatnya masih bergelora diusia senja-nya ?. Salah satu alasannya adalah karena dia mencintai dan dengan sungguh-sungguh (dengan hati) melakukan pekerjaannya atau istilah yang sering dipergunakan adalah ‘Passion’. Dengan passion, kita akan melakukan banyak hal secara fantastis, yang mungkin orang akan melihat sebagai hal yang tidak masuk akal.
5. Skill & Pengalaman
Poin berikutnya adalah dalam hal kemampuannya sebagai seorang pelatih handal dan ditunjang oleh pengalaman yang sangat banyak telah menjadikan Alex Ferguson, sebagai seorang pelatih dan manajer tersukses di Liga Inggris atau bahkan dunia pada saat ini. Untuk membangun usaha, kita harus terus belajar, terutama belajar dari pengalaman-pengalaman kita untuk memajukan usaha yang sedang digeluti, hal ini akan membuat skill kita terus terasah untuk menjadi seorang manajer yang handal. Jangan berhenti untuk belajar, dan pergunakan pengalaman sebagai guru terbaik untuk merencanakan dan menjalankan usaha anda.

Poin-poin yang disebutkan di atas, sebenarnya bukanlah hal-hal baru bagi kita, tetapi kadang-kadang kita membutuhkan sebuah ‘trigger’ untuk memacu diri kita berkembang lebih baik dengan mempelajari dan mengikuti, karakter baik yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang kita kagumi.
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan dengan sederet prestasi dan pengalaman yang dimiliki oleh Alex Ferguson, tidaklah berlebihan jika malam ini, dia membuat sejarah dengan mendapatkan trophy Champion League untuk ketiga kalinya.

Agus Setyabudi

Panduan memilih Software Ritel yang tepat

Pada saat ini banyak ditemukan pengusaha dan profesional yang menggeluti dan sangat berpengalaman di bidang bisnis Ritel secara keseluruhan, bahkan dalam pemahaman tentang bisnis Ritel modern. Hal ini dipicu oleh kompetisi yang sangat ketat di industri ritel yang didasari oleh perkembangan konsep dan teknologi ritel yang sangat pesat. Sehingga, setiap pelaku industri ritel harus terus belajar dan mengimplementasikan konsep-konsep terbaru untuk dapat bertahan atau lebih berkembang.

Dengan menggeluti bisnis ritel secara berkelanjutan, seorang peritel akan mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang bisnis ini, bahkan pengetahuan tentang hardware yang dipergunakan, seperti cash register dan lain-lain.

Tetapi bagaimana dengan masalah software / Sistem Manajemen Ritel, apakah semua peritel memahami dengan baik tentang software yang sedang dipergunakan, akan dipergunakan atau software yang akan dipilih untuk mengganti sistem yang ada pada saat ini. Jawabannya adalah : ‘belum tentu’, karena sebagian besar peritel menyerahkan masalah software kepada konsultan atau vendor software tertentu yang belum tentu obyektif dalam memberikan usulan penggunaan software pada perusahaan tersebut.

Artikel ini dibuat untuk memberikan panduan bagi Peritel atau staf IT pada Perusahaan Ritel untuk memilih Software Ritel yang tepat. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan software yang tepat antara lain :

1. Bentuk tim pemilih software

Aplikasi / software yang dipilih akan mengintegrasikan hampir seluruh proses bisnis pada Perusahaan, sehingga pemilihan software tidak dapat dilakukan hanya oleh pihak tertentu saja. Contohnya :

- Pemilihan software hanya dilakukan oleh owner / direksi tanpa melibatkan staf dan divisi terkait, kondisi ini biasanya akan membuat negoisasi dalam rangka memutuskan pemilihan software berlangsung dengan cepat, tetapi menjadi masalah dikemudian hari, karena pihak-pihak yang terkait, belum pernah mencoba bahkan mempelajari software yang akan dipergunakan, sehingga masalah-masalah ketidakcocokan fitur dengan kebutuhan bisnis, masalah operasional, sampai dengan masalah user interface akan mengganggu bahkan mengancam keberhasilan implementasi software.

- Sedangkan pada kasus yang kedua, owner / direksi bersifat acuh dengan menyerahkan seluruh proses pemilihan software kepada staf / tim IT tanpa didampingi oleh staf senior yang menguasai bisnis Ritel. Hal ini bisa berakibat pada pemilihan software yang kurang tepat, karena pemilihan hanya berdasarkan sistem yang disukai oleh tim IT, hal ini tentu saja mengakibatkan resiko yang sangat besar terhadap implementasi software ini.

Berdasarkan contoh di atas, adalah sangat tepat jika Perusahaan membentuk tim pemilih software yang berisi orang-orang pilihan sesuai dengan bidang dan keahliannya (procurement, accounting, Point Of Sale, dll), sehingga pemilihannya dapat dilakukan se-obyektif mungkin dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

2. Merumuskan kebutuhan Sistem

Sebelum melakukan pemilihan software, sebaiknya dilakukan analisa kebutuhan sistem secara men-detail dan hasilnya berupa dokumen yang dapat dirumuskan menjadi ‘Kerangka Acuan Pemilihan Software’, dengan demikian akan ditemukan software yang benar-benar sesuai kebutuhan, dari sekian banyak pilihan software yang tersedia di pasaran.

3. Dapatkan paket software yang tepat untuk industri anda

Istilah peritel sebenarnya memiliki arti yang sangat luas, karena meskipun dua perusahaan sama-sama menjalankan bisnis Ritel, tetapi mereka bisa jadi membutuhkan sistem yang sangat berbeda, misalnya : Industri Ritel di bidang Otomotif, Restoran, Hotel, Apotik, Fashion, dan lain-lain.

Berdasarkan hal ini, maka pemilihan software juga harus merumuskan paket software yang benar-benar tepat, sehingga mengurangi resiko kegagalan implementasi software.

4. Pilihlah software yang sesuai dengan skala bisnis anda atau yang memiliki skalabilitas tinggi, sehingga dapat mengikuti perkembangan bisnis anda secara fleksibel

Pada saat ini tersedia software yang sangat bervariasi baik dari sisi fitur bahkan harganya, untuk itu pilihlah software yang benar-benar sesuai dengan skala bisnis anda pada saat ini dan juga mempertimbangkan perkembangan bisnis perusahaan dimasa mendatang, berapa banyak staf yang akan terintegrasi dalam sistem ?, berapa banyak store yang akan dibuat dalam beberapa tahun ke depan ?, apakah dibutuhkan sistem online ?, dan lain-lain. Anda harus menyusun checklist yang detail tentang kebutuhan sistem, sehingga mengurangi resiko kegagalan implementasi aplikasi ataupun perubahan atau penggantian sistem dimasa mendatang.

5. Pilihlah software yang sederhana dan mudah dipergunakan

Bisnis Ritel merupakan salah satu bisnis yang sangat dinamis dari antara bisnis-bisnis yang lain, pesatnya pertumbuhan bisnis ritel mengakibatkan tingkat turnover karyawan menjadi tinggi, sehingga setiap saat berdatangan staf-staf baru yang harus segera beradaptasi dengan sistem Ritel yang sedang dipergunakan. Sehingga dibutuhkan software yang sederhana, mudah dipergunakan dan juga bersifat ‘robust’.

6. Pertimbangkan Support dan Upgrade

Bisnis Ritel merupakan bisnis yang tidak pernah beristirahat pada saat hari libur maupun hari raya. Beberapa perusahaan ritel bahkan membuka gerai ritelnya selama 24 jam, sehingga dalam kurun waktu tersebut harus dipertimbangkan tentang support jika terjadi masalah ataupun kegagalan transaksi pada Sistem. Pelajari dengan seksama skema support yang ditawarkan oleh Vendor software Anda. Selain support Anda juga harus mempertimbangkan, upgrade, baik berupa : bugfix, minor upgrade atau bahkan major upgrade.

7. Pertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan legalitas

Pada saat ini telah disahkan undang-undang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), yang juga mengatur tentang penggunaan software yang bersifat legal. Berkaitan dengan hal tersebut, pertimbangkanlah untuk membeli software yang memiliki aspek legal yang jelas, jika menggunakan software berbayar, harus diperjelas sejak awal sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari atau pilih software berkualitas tetapi bersifat free atau open source.

8. Pilihlah Vendor yang tepat

Membeli software berarti, Anda akan membangun relasi yang cukup panjang dengan Vendor software tersebut. Selama software masih dipergunakan, Anda akan membutuhkan support dari Vendor tersebut. Kredibilitas dan track record yang bagus dari Vendor merupakan salah satu jaminan dalam memutuskan software mana yang akan dipergunakan.

9. Pertimbangkanlah masalah biaya

Perhatikanlah bahwa biaya untuk membeli software tidak hanya berdasarkan harga software yang akan diimplementasikan, tetapi Anda harus mempertimbangkan, biaya untuk software pendukung, seperti : Sistem Operasi, Database Server, Application Server dan lain sebagainya (jika Anda menghendaki, tersedia paket yang bersifat free). Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan setelah implementasi, seperti : biaya upgrade, biaya maintenance, dan lain-lain yang bersifat rutin.

10. Kebutuhan Piranti Keras

Pilihlah software yang bersifat fleksibel dan compact, sehingga dapat berjalan pada berbagai platform hardware, sehingga akan mengurangi biaya implementasi.

11. Antisipasi Perkembangan di masa mendatang

Pilihlah software yang dapat mengantisipasi perkembangan / perubahan bisnis di masa mendatang, seringkali software menjadi penghambat implementasi strategi bisnis perusahaan, karena tidak memiliki fitur yang dapat menterjemahkan kebutuhan bisnis Perusahaan, padahal software seharusnya menjadi ‘Business Enabler’.

Panduan yang dibuat ini sangat bersifat umum, sehingga Anda harus merumuskannya lebih spesifik sesuai dengan kondisi perusahaan dan pengalaman implementasi software yang pernah dilakukan. Semoga Artikel ini bermanfaat.

ShareThis